Review Army of the Dead (2021): Serasa Lupa Pake Kaca Mata



Di review ini gue mau berbagi kesan-kesan setelah nonton, jadi akan ada beberapa spoiler yang mungkin merusak pengalaman kalian nonton. Lebih baik baca review ini setelah nonton filmnya aja ya. 

SPOILER ALERT

RINGKASAN CERITA

Mungkin inilah risikonya bikin trailer terlalu keren. Harapan gue waktu nonton trailer Army of the Dead: bakalan "Ocean 11" ketemu "The Walking Dead". Ada pencurian duit gede yang butuh perencanaan detail, tapi juga ada pasukan zombie yang siap mengacaukan rencana. Pasti rame ini!  

Film dibuka dengan sangat meyakinkan. Sebuah iring-iringan militer yang membawa kargo misterius mengalami kecelakaan, dan isi kargo itu ternyata sesosok mahluk yang kebal peluru dan gigitannya bisa bikin orang berubah jadi zombie. Perkenalan tokoh-tokoh utama film dijelaskan ringkas dalam opening title, Scott (Dave Bautista - si Drax yang garing di Guardians of the Galaxy) dan timnya berperang melawan zombie yang menguasai Las Vegas, dan Scott berhasil menyelamatkan seorang pejabat negara. Nampaknya Mas Sutradara Zack Snyder (Man of Steel, Batman V Superman, Justice League) mau tempo filmnya lebih ngebut, langsung dar-der-dor action, jadi nggak mau buang waktu terlalu lama untuk perkenalan tokoh. 

Lalu adegan berpindah ke kehidupan Scott yang udah jadi juru masak di sebuah restoran burger, didatangi Bly Tanaka (Hiroyuki Sanada, spesialis pemeran aneka samurai di film bule, dan baru-baru ini muncul di Mortal Kombat sebagai Scorpion). Tanaka ngasih info bahwa dalam waktu dekat pemerintah akan membom Las Vegas yang sekarang dikarantina di balik tembok tinggi untuk membasmi zombie, sementara di bawah tanah masih tersedia duit tunai 200 juta dollar yang tentunya mubazir kalo dibiarin meledak bersama bom. Kalo Scott mau ngambilin duit itu, dia boleh ambil jatah 50 juta dollar. 

NGAPAIN SIH?

Di titik inilah menurut gue kelemahan utama film ini. Gue setuju dengan apa yang Adhit bilang di twitnya: 



Motivasi Scott untuk menjalankan misi ini kurang kuat. Dia nggak lagi kepepet butuh duit, dan hanya sekilas digambarkan rasa tidak puas karena dia hanya dapat bintang penghargaan atas jasanya menyelamatkan pejabat. Tapi maksud gue, tanpa 50 juta dollar itu pun hidupnya baik-baik aja. Coba kalo digambarin dia terlilit utang pinjol. Misalnya Scott mau masak burger tapi gas abis, terpaksa minjem dari pinjol 200 ribu, eh kena bunga sama denda jadi 50 juta dollar, nah mungkin motivasi dia akan lebih masuk akal. Udah gitu proses perekrutan timnya juga nampak gampang banget, orang-orang diajakin masuk ke daerah karantina zombie langsung pada mau aja kayak lagi diajakin ke PI Mall. 

Berikutnya soal cara masuk ke zona karantina zombie. Tadinya gue mikir akan ribet banget nih, pastinya dijaga ketat kan, nggak sembarang orang boleh masuk sana. Eh cuma gara-gara anaknya Scott jadi sukarelawan pengungsi di sana, mereka bisa masuk dengan cara...

...naik bis.

Jadi mereka cuma naik bis sampe ke luar tembok, lalu setelah turun bis sibuk bongkar muat persenjataan kelas berat tanpa ada satu pun mas-mas satpam atau petugas apa kek yang nanya, "Eeee... ini pada mau ngapain ya mongomong?" Ini mau masuk ke zona zombie atau mau liburan Lebaran ke Pangandaran?

Di momen menjelang masuk ke zona zombie ini Zack Snyder nampak mencoba memasukkan tambahan elemen emosional berupa Kate (Ella Purnell), anak Scott yang ngotot ikut masuk zona zombie karena mau nolong temen plus ada drama nampak menyalahkan Scott atas kematian ibunya, plus Maria (Ana de la Reguera), temen lama Scott yang nampaknya diem-diem naksir Scott.

Pakem Film Zombie yang Tersia-Sia

Dari berbagai jenis film monster, zombie seharusnya adalah jenis yang paling emosional. Hampir nggak pernah absen di berbagai film zombie adegan tokoh yang patah hati karena keluarga/orang yang disayangi berubah jadi zombie dan nggak mungkin disembuhin lagi. Zombie adalah monster tragis karena sosoknya masih "relatif" sama seperti manusia, tapi udah kehilangan kemanusiaannya. 

ya gue bilang kan "relatif"

Nah, biar resep ini manjur, unsur emosional di ceritanya juga harus kuat, minimal digambarkan kedekatan hubungan antartokohnya sejauh apa. Elemen ini yang terasa kurang di Army of the Dead. Lha perkenalan tokohnya aja cuma lewat opening title, gimana penonton akan merasa terlibat dengan kedekatan antartokoh?

Gimana sih Si Boss

Kelemahan lain dari film ini adalah sosok Scott sebagai pemimpin tim nampak kurang jelas. Proses masuknya tim ke zona zombie malah dipimpin oleh Coyote alias Lily (Nora Arnezeder). Dia asik-asik aja ambil keputusan yang menurut dia paling tepat dilakukan di zona zombie, sementara Scott masuk kamera pun enggak. Boss macam apa ini, maunya kok terima beres doang. Disuruh mimpin tim masuk zona zombie, tapi dia bahkan nggak punya pengetahuan apa pun tentang sifat para zombie dan cuma ngandalin arahan dari Coyote doang. 

Serasa Lupa Pake Kaca Mata

Faktor berikut yang cukup mengganggu buat gue adalah, betapa gambar-gambar dalam film ini sangat bokeh (blur dengan hanya menyisakan sebagian kecil area fokus). Mungkin maksud Zack adalah biar lebih artistik dan ada unsur kejutannya, karena sosok-sosok blur dalam layar susah dikenali apakah zombie atau manusia. Tapi buat penonton 40+ kayak gue jadi merasa tersindir, ini gambarnya kok kayak kalop lagi baca koran tapi kaca mata plusnya lupa dipake. 


 


ini gambar apa ajg

Logika

Zombie memang mahluk fantasi, tapi bukan berarti filmnya boleh bebas dari logika. Maksud gue, minimal tindakan para tokohnya mbok ya berdasarkan sedikit penalaran tertentu yang bisa dipahami, syukur-syukur disetujui dan didukung penonton, gitu loh. 

Contohnya waktu rombongan baru masuk ke zona zombie. Mereka menyelinap masuk ke sebuah gedung penuh zombie, mengendap-endap di antara para zombie yang lagi berhibernasi. Gue kira duit yang mau diambil ada di gedung ini, eh ternyata kagak. Udah susah payah nyelip-nyelip di gedung itu, sampe ada yang mati segala, mereka keluar lagi karena duit yang mau diambil ada di gedung sebelah. Jiah ngapain masuk kalo gitu, lewat halaman aja napa. 

Contoh lain, Sang Raja Zombie udah jelas kebal peluru dan kuat banget yak. Maksud gue, ditembak tuh nggak mempan, gitu. Lalu di sebuah momen penting, ada tokoh yang malah ngelepas senjatanya trus ngajak Sang Raja Zombie duel tangan kosong. Ya bisa ditebak lah hasilnya gimana. 

Contoh lainnya lagi, menjelang upaya kabur naik helikopter, dari puncak gedung, ada satu tokoh yang menolak ikutan naik karena lagi menghadang Sang Raja zombie. Padahal ngapain cape-cape hadang menghadang sih, itu helikopternya udah siap terbang, langsung aja naik ke helikopter trus cus... pergi, pulang selamet. 

Akhirnya setelah beberapa kematian tokoh yang terasa biasa-biasa aja, film berakhir dengan ending yang berpotensi melahirkan sequel. Apakah akan ada Army of the Dead 2? Kalo ada, semoga lebih seru. 



Komentar

Postingan Populer